Percayalah

28/06/2009 11:31

Percayalah !!

                Bacaan Injil Minggu ini diambil dari Markus 5: 21-43 yang mengisahkan tentang 2 peristiwa sekaligus, yaitu : membangkitkan anak Yairus dan menyembuhkan seorang perempuan pendarahan.  Markus memberikan suatu gambaran bahwa Yesus dapat melakukan 2 mukjizat secara bersamaan,  sekalipun dalam suatu perjalanan. Ke-2 peristiwa ini terjalin melalui harapan yang kuat dan penuh kepercayaan.

                Dalam perikop ini terdapat beberapa bagian, pertama ay. 21-24: Yairus minta anaknya disembuhkan. Datanglah seorang bernama Yairus dan bersujud di depan kaki Yesus, ia adalah kepala rumah ibadat. Nama Yairus berasal dari kata Yair yang artinya “pemberi cahaya”, disandangnya setelah ia menjabat sebagai kepala rumah ibadat. Dan juga sebagai kepala rumah ibadat ia adalah pemberi cahaya bagi orang lain. Orang ini tentunya mempunyai kedudukan yang istimewa  di hadapan orang Yahudi. Karena dianggap dapat mewakili mereka untuk menghadap Allah, juga sebaliknya ia dapat mewakili Allah di tengah-tengah umat manusia,  suatu posisi yang terhormat. Pastinya ia mempunyai kedudukan  yang cukup tinggi dalam masyarakat. 

Namun yang terjadinya adalah anak perempuannya sedang sakit dan hampir mati, jadi walaupun ia mempunyai kedudukan yang tinggi dan dapat mewakili Allah, ternyata ia tidak dapat lepas dari persoalaan yang dihadapinya. Ketika melihat Yesus, Yairu tersungkur di kaki Yesus serta memohon kepada-Nya. Perlu diketahui latar belakang kebiasaan masyarakat Yahudi, bahwa seorang rabi, kepala rumah ibadat atau pun imam Yahudi tidak boleh berlutut kepada sesama imam, karena ia mempunyai hak yang sama. Dan ini diatur dalam hukum keimamatan, bila ia sampai melanggar hukum keimamatan berarti ia benar-benar tidak memperoleh jalan keluar terhadap masalah yang sedang dihadapinya. Dalam kesulitan dan rasa putus-asa, ia datang kepada Yesus untuk minta pertolongan. 

                Kedua ay. 25-34: Yesus bertemu perempuan pendarahan selama 12 tahun. Ketika Yesus sedang menuju ke tempat Yairus, Ia di desak-desak oleh orang banyak. Ada seorang perempuan yang sudah 12tahun  menderita pendarahan dan sudah mengalami keputusasaan “ ia telah berulang kali diobati oleh tabib namun tidak kunjung sembuh” (ay. 26). Ketika mendengar ada seorang yang dapat menyembuhkan maka ia berusaha untuk datang dan maju mendekati Yesus dari  arah belakang. Perlu diketahui juga, menurut hukum Yahudi ia tidak layak datang dari depan dan bertatap muka dengan seorang rabi karena menderita penyakit yang dinajiskan oleh masyarakat Yahudi. Perempuan ini berusaha menjamah jubah Yesus, dan ketika ia berhasil menjamahnya maka sembuhlah penyakit yang di deritanya itu. Tindakan yang ia lakukan sangatlah  sederhana, namun karena dilandasi oleh iman yang kuat maka  hasilnya luar biasa. Yesus mengetahui hal itu dan berpaling kepada perempuan itu, karena merasa ada kekuatan yang keluar dari diri-Nya. Yesus pun memuji iman perempuan itu dan berkata : ”Hai anakku imanmu telah menyelematkan engkau pergilah dengan selamat”.

                Ketiga ay. 35-43 : Yesus menghidupkan anak Yairus. Ketika Yesus masih berbicara datanglah seorang keluarga kepala ibadat itu dan berkata : “Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?” (ay.35).  Dan ini  berarti sungguh berat masalah yang sedang  dihadapinya, ia menjadi putus asa karena tidak ada jalan keluar lagi. Namun Yesus tidak menghiraukannya dan hanya berkata : “Jangan takut, percaya saja.” . Apa yang dikatakan Yesus kepada Yairus, sangat berbeda sekali dengan perempuan pendarahan itu.

Sebagai seorang kepala rumah ibadat tentunya Yairus mempunyai pemahaman yang  baik tentang Allah dan Alkitab. Hal Ini yang membuat imannya tidak sesederhana itu, karena semakin tahu dan paham tentang Allah  tentunya imannya pun makin rumit. Karena itu, Yesus menegur kepadanya : “Jangan takut, percaya saja.”

                Ketika sampai di rumah Yairus mereka mendapati semua orang menangis meratapi anak itu, namun Yesus berkata bahwa anak ini tidak mati melainkan tidur. Dihadapan Yesus kata “mati” sama dengan kata “tidur”. Untuk menghidupkan orang mati adalah persoalan besar, tetapi membangunkan orang tidur pastinya semua orang bisa. Bagi kita masalah atau persoalan itu mungkin berat dan tidak beroleh jalan keluar, namun bila kita bawa di hadapan-Nya maka masalah itu akan menjadi kecil. Karena dihadapan-Nya, Ia katakan “Ia tidak mati tetapi tidur”. Ketika mendengar perkataan-Nya bahwa ia tidur, mereka menertawakan-Nya karena tahu bahwa anak itu telah mati. Suatu kondisi yang kontradiksi terjadi pada diri mereka. Ketika menghadapi suatu persoalan mereka menangis, namun ketika mendengar perkataan Yesus, mereka menjadi berubah dan tertawa.

                Hal sama terjadi pada diri kita saat menghadapi masalah, kita sering kebingungan untuk mencari jalan keluar. Namun bila ada orang yang berkata “percaya saja”, kita malah  tertawa dalam hati karena ragu akan hal itu. Kemudian Yesus membangunkan anak itu dan menyapanya dengan penuh perhatian.

                Hari ini kita dapat belajar dari sikap perempuan pendarahan itu dan Yairus yang keduanya memperoleh jalan keluar.  Bagaimana dengan kita, apakah kita juga dapat bersikap dan bertindak seperti halnya Yairus. Untuk tetap tenang dan percaya?, ketika sedang menanti jawaban Allah, karena yang sering terjadi adalah munculnya gangguan sehingga membuat kondisi kita menjadi tertekan hingga hampir-hampir tidak dapat menanggungnya. Mari janganlah tenggelam dalam masalah itu dan coba ingat akan campur tangan-Nya terhadap setiap masalah yang kita hadapi, karena hanya itulah yang dapat menguatkan kita untuk tetap percaya. Seperti halnya sikap wanita pendarahan itu yang disembuhkan karena penuh harapan dan iman, hanya melalaui “Yesus lah terdapat jawaban yang tepat bagi segala pergumulan kita.”  

Tuhan    memberkati                                               (Alex Iwanto)    

—————

Back