Sikap Seorang Murid

11/07/2009 13:33

Bacaan Minggu ini diambil dari Injil Markus 6:7-13 Yesus memilih dan menetapkan 12 orang menjadi murid-Nya. Ia menghendaki murid-Nya untuk memberittakan Injil dan mengusir setan. Bila selama ini mereka telah mendapingi-Nya dalam pelayanan, maka saatnya mereka diutus pergi berdua-dua. Pengutusan ini dilakukan setelah Yesus ditolak di Nazaret, dan sekarang mereka pun harus siap dihadapkan pada situasi seperti yang Yesus alami.
Perikop ini dapat dibagi menjadi 2 bagian, pertama : ay.7-11: Yesus memberikan petunjuk kepada murid-Nya. Setelah mengunjungi Nazaret dan tidak diterima dengan baik, maka Ia mengalihkan perhatiannya ke daerah Galilea. Yesus mengubah cara pendekatannya dan melibatkan para muridnya secara aktif. Ia menyuruh mereka pergi berdua-dua, sehingga dapat saling mendukung satu sama lain. Mereka juga diberi kemampuan oleh Yesus, sehingga dapat melakukan seperti apa yang Ia lakukan.
Dalam melaksanakan tugas perutusannya, para murid dilarang untuk membawa apapun supaya mereka tetap fokus pada tugas dan tanggung jawabnya. Mereka tidak perlu kawatir karena Allah sendiri akan mencukupi dan menjaganya. Sama halnya dengan kita, ketika ambil bagian dalam karya pelayanan-Nya, Allah akan menyiapkan segala kebutuhan pelayanan kita. Kita tidak perlu khawatir dan menunggu sampai semuanya telah siap, baru kita mau untuk melayani-Nya.
Yesus pun berpesan agar mereka tinggal di tempat yang menerimanya “sampai kamu berangkat dari tempat itu”, ini artinya mereka hanya bertamu seperlunya saja dan menjelaskan apa yang bisa mereka dapat ketika Yesus nanti hadir ke tempat mereka. Kemudia setelah mereka mengerti,  para murid akan kembali menemui Gurunya. Jika  mereka tidak disambut dengan baik, maka disuruhnya pergi meninggalkan tempat itu dan “mengebaskan debu dari kaki mereka sebagai peringatan”. Ini memberi penegasan bahwa tugas perutusan Gurunya sudah mereka lakukan dengan baik, bila orang di situ menolaknya maka akan mendapatkan peringatan dan harus mempertanggung jawabkan penolakan itu kepada  Allah sendiri.
Kedua ay.12-13: kisah pengutusan para murid. Pada bagian ini kita dapat melihat beberapa hal yang dilaksanaan oleh para murid, al : (1) mewartakan Kerajaan Allah sehingga orang mengalami suatu pertobatan. (2) mengusir setan. (3) melakukan penyembuhan dengan pengolesan minyak. Ketiga hal itu adalah tanda bahwa Kerajaan Allah sudah hadir kedunia ini.
Para murid pun diminta untuk tetap memusatkan perhatian akan tugas perutusannya, karena apa yang mereka bawa bagi orang yang didatanginya bukanlah dirinya sendiri, tetapi ada kuasa dari Yesus yang menyertainya berupa kuasa untuk  mengusir “roh-roh jahat". Karena roh jahat akan merendahkan manusia, kuasa ini juga yang sekarang dapat dirasakan oleh banyak orang. Kita sebagai pengikut-Nya, mungkin tidak mempunyai kemampuan untuk mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit. Namun kita tetap tidak dapat lepas dari tugas perutusan-Nya sebagai murid Yesus, untuk tetap mewartakan Kabar Baik dan membawa orang-orang ke dalam pertobatan. Dan juga dituntut untuk mempunyai rasa empati terhadap penderitaan orang lain serta berusaha untuk memperbaikinya. Hal inilah yang hendaknya menjadi pokok utama kita dalam bersikap dan bertindak sebagai murid Yesus.
Pertobatan itu hendaknya dimulai dari diri sendiri, sebelum membawa orang lain kepada pertobatan. Karena sebagai manusia, kita tidak lepas dari dosa dan kekurangan. Mari kita berani mengakui dengan segala kerendahan hati dan mohon pengampunan-Nya, sehingga dalam melakukan tugas perutusan ini kita dimampukan dan dikuatkan oleh yang mengutus kita. Seperti dalam potongan syair pujian ini:
“….Sekalipun aku harus melewati maut, Aku mampu bila Engkau s'lalu besertaku, Ya Allah ku jangan pernah Kau tinggalkan daku, Ku perlu Kau dalam hidupku. “

Tuhan memberkati.
Sumber inspirasi : Pendalaman KS – LBI & Kitab Tafsir PB – LBI   (Alex Iwanto)    .

—————

Back