Perayaan Pentakosta

18/06/2009 08:04

    Pentakosta berasal dari bahasa Yunani yaitu Pentékosté yang artinya lima puluh. Perayaan Pentakosta dihitung 50 hari sejak hari raya Paskah. Baik di dalam PL maupun PB, hari raya Paskah dan Pentakosta dirayakan oleh umat Israel dengan penuh khidmat. Ada perbedaan yang mendasar antara umat Israel dan  umat Kristiani mengenai hari raya Pentakosta,
    Pentakosta yang dirayakan oleh umat Israel disebut juga sebagai hari raya Shavuot. Perayaan ini dilaksanakan pada hari ke-6 di bulan Sivan, sekitar akhir Mei dan awal Juni. Awalnya oleh umat Israel merayakan Pentakosta untuk memperingati turunnya Taurat kepada Musa di gunung Sinai. Dalam perkembangan selanjutnya, Pentakosta dirayakan oleh umat Israel sebagai pengucapan rasa syukur atas hasil panen gandum dan dilaksanakan selama 7 minggu. Dalam merayakan Pentakosta atau hari raya Shavuot ini, umat Israel mempersembahkan persembahan sulungnya yang berupa gandum, roti dan buah-buahan di Bait Allah. Maka hari raya Shavuot (Pentakosta) dalam PL dapat disebut juga sebagai : hari raya tujuh minggu (Ul. 16:9-10), hari raya menuai (Kel. 23:16) atau hari hulu hasil (Bil. 28:26). Jadi dalam PL umat Israel menghayati hari raya Pentakosta sebagai “pencurahan” berkat Allah di dalam kehidupannya,  baik dalam kehidupan spiritual yang berbentuk firman Allah (Taurat) maupun jasmaniah yang berupa makanan yang diberikan oleh Allah melalui hasil panenannya.
     Bagi kita umat Kristiani, hari raya Pentakosta adalah turunnya Roh Kudus atas Bunda Maria dan para Rasul. Peristiwa ini terjadi lima puluh hari sesudah Yesus bangkit dari antara orang mati dan sepuluh hari sesudah Yesus naik ke Surga. “Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya seluruh dunia.  (Kis. 2:1-4).
    Dalam pemahaman Kristiani, pencurahan Roh Kudus yang terjadi pada hari raya Pentakosta dihayati sebagai buah sulung dari karya penebusan Kristus di atas kayu salib. Peristiwa salib bukanlah sekedar suatu tragedi dan tindakan sewenang-wenangan manusia terhadap karya Allah. Tetapi melalui ketidakadilan, kesewenang-wenangan dan penolakan manusia tersebut,  oleh  Allah diubah serta dipakai sebagai kemenangan Kristus atas dosa. Sehingga kita memperoleh keselamatan dan hidup yang kekal. Oleh karenanya Allah melalui Yesus mencurahkan Roh Kudus kepada kita agar kita makin diteguhkan, dikuatkan serta dibimbing oleh Roh Kudus di tengah-tengah dunia ini.
     St. Petrus, Paus Pertama kita berbicara kepada orang banyak yang berkumpul. Ia mewartakan Yesus kepada mereka dan ribuan orang menjadi percaya serta menyerahkan diri untuk dibaptis!. Pada hari inilah kita merayakan hari lahirnya Gereja! Roh Kudus menerangi pikiran Para Rasul sehingga mereka ingat dan mengerti akan semua yang telah diajarkan Yesus.. Kita menerima Roh Kudus pertama kali ketika menerima Sakramen Baptis dan kemudian dikuatkan dalam Roh Kudus oleh Sakramen Penguatan.
     Dari uraian ini kita dapat mengetahui bahwa hari raya Pentakosta merupakan kelanjutan karya Allah melalui umat Israel, tidak saja berupa rasa syukur atas hasil panennya tetapi juga rasa syukur atas karunia-karunia Roh Kudus. Bagi kita umat Kristiani, perayaan Pentakosta merupakan turunnya Roh Kudus yang merupakan tanda kehadiran akan Diri Allah, sang pemberi Sabda itu. Dan melalui Roh Kudus, Allah dan Kristus hadir untuk menyertai, memberi kekuatan dan kuasa kepada kita. Sehingga kita mampu bersaksi di tengah-tengah dunia ini.   

(Alex - Dari berbagai sumber)

—————

Back